Postingan

Memeluk Senja

Waktu akan terus berjalan, entah siapapun dirimu, dalam kedipan mata waktu akan hilang begitu saja. Layaknya angin yang berhembus, tak bisa aku tatap kehadirannya, tapi aku bisa merasakannya. Meninggalkanku sendiri di sini. Untuk sekian kali. Bodoh memang, berharap lautan memeluk angkasa. Namun senja, Saat senja aku dapat melihat matahari bersatu dengan air. Begitu indah hingga tak nampak lagi wujud merahnya. Menyisakan aku dalam kegelapan dan harap. Untuk sekali lagi. Sendiri ku arungi awan dengan bintang gemerlapan, mencari sosok yang kurindukan. Sudikah engkau kutemukan? Atau sudah nyamankah tanpa hadirku di sisimu? Biarlah tetap aku mendayung, menyingkirkan pikiran buruk yang tiada lelah menghadang.  Tapi kini aku sadar, perahu ini tidak membawa ku ke mana-mana, sejauh apapun ku mendayung. Lautan ini hanya akan membawaku ke tempat yang sama, pada kenangan yang sama. Ku putuskan untuk ke pelabuhan, meninggalkan semua di sana. Melanjutkan hidup dengan kakiku sendir

Ketika Semesta Berpihak Kepadamu

Pernah ga sih kalian lagi naik motor dan seketika rintikan hujan turun? Lalu kalian ngomong dalam hati, "Jangan hujan dulu dong, gue kan baru berangkat, masa hujan.." dengan muka pasrah tapi berharap. Hayo, gimana dah tuh. Sepanjang perjalanan, awan seolah kembali mendingin dan mengurungkan niatnya untuk bersatu dengan tanah. Kamu pun sampai di tempat tujuan tanpa terlihat seperti habis berenang tapi lupa bawa handuk dan baju ganti. Kemudian kamu melupakan si hujan yang sudah rela membatalkan misinya, agar membuatmu bahagia. Halah. Atau mungkin seperti yang baru gue alami barusan. Setelah menyantap makanan dan minuman yang diantarkan dari restoran cepat saji, ternyata minuman gue lenyap duluan sebelum makanan habis. Biasanya gue selalu menyisakan minuman untuk suapan terakhir, biar pas. Kali ini dahaga berkata lain. Gue berpikir sejenak untuk membeli minuman lagi, namun setelah dipikirkan, gue gak jadi beli karena harus keluar ongkos kirim yang cukup buat beli du