Ketika Semesta Berpihak Kepadamu



Pernah ga sih kalian lagi naik motor dan seketika rintikan hujan turun?

Lalu kalian ngomong dalam hati, "Jangan hujan dulu dong, gue kan baru berangkat, masa hujan.." dengan muka pasrah tapi berharap. Hayo, gimana dah tuh. Sepanjang perjalanan, awan seolah kembali mendingin dan mengurungkan niatnya untuk bersatu dengan tanah. Kamu pun sampai di tempat tujuan tanpa terlihat seperti habis berenang tapi lupa bawa handuk dan baju ganti. Kemudian kamu melupakan si hujan yang sudah rela membatalkan misinya, agar membuatmu bahagia. Halah.

Atau mungkin seperti yang baru gue alami barusan. Setelah menyantap makanan dan minuman yang diantarkan dari restoran cepat saji, ternyata minuman gue lenyap duluan sebelum makanan habis. Biasanya gue selalu menyisakan minuman untuk suapan terakhir, biar pas. Kali ini dahaga berkata lain. Gue berpikir sejenak untuk membeli minuman lagi, namun setelah dipikirkan, gue gak jadi beli karena harus keluar ongkos kirim yang cukup buat beli dua bungkus biskuit favorit gue. Lantas, gue melanjutkan kegiatan yang sempat terhentikan, yaitu belajar. Asik. Ga berapa lama kemudian, tiba-tiba ada pengemudi datang membawakan minuman dingin dari restoran yang sama. Inikah yang dinamakan keberuntungan? atau semesta sedang berpihak kepadamu?

Sebenernya ada banyak hal yang sudah berjalan dengan baik dan kita manusia terlalu angkuh untuk menyadari. Kerap merasa kurang, mau ini-itu, tanpa peduli dengan yang sudah ada. Ibaratnya kita memesan makanan di restoran, ketika datang kita tidak merasa dan malah memandangi makanan orang lain hingga makanan kita sendiri dingin. Hal-hal kecil seperti ada yang meminjamkan pulpen, diberikan tumpangan, dapat menyalurkan keluh kesah saat resah melanda. Percayalah, tidak semua bisa merasakan apa yang kamu alami saat ini. Bahkan untuk sekedar minum air bersih pun ada yang tidak bisa mencicipi.

Kebetulan, di hari sebelumnya gue habis nonton talk show di studio tv tentang keberuntungan. Mereka bilang keberuntungan akan datang saat kita senantiasa mengambil kesempatan. Seorang dari mereka juga menyerukan soal percaya diri dengan lantang. Semua itu tidak ada kaitannya dengan kegiatan gue sore ini, belajar-buka youtube-liat instagram-lanjut belajar-bales line-belajar lagi. Jadi kesempatan mana yang gue ambil dan percaya diri apa? akan lebih tepat jika mereka memberi judul bagaimana menjadi sukses, bukan beruntung.

Keberuntungan itu ketika semua berjalan dengan baik, tanpa kita mengusahakannya. Well, silahkan beropini sendiri tentang kehidupan yang misterius ini.

Jangan lupa bahagia!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memeluk Senja