Memeluk Senja

Waktu akan terus berjalan, entah siapapun dirimu, dalam kedipan mata waktu akan hilang begitu saja. Layaknya angin yang berhembus, tak bisa aku tatap kehadirannya, tapi aku bisa merasakannya. Meninggalkanku sendiri di sini. Untuk sekian kali.

Bodoh memang, berharap lautan memeluk angkasa. Namun senja,
Saat senja aku dapat melihat matahari bersatu dengan air. Begitu indah hingga tak nampak lagi wujud merahnya. Menyisakan aku dalam kegelapan dan harap. Untuk sekali lagi.

Sendiri ku arungi awan dengan bintang gemerlapan, mencari sosok yang kurindukan. Sudikah engkau kutemukan? Atau sudah nyamankah tanpa hadirku di sisimu? Biarlah tetap aku mendayung, menyingkirkan pikiran buruk yang tiada lelah menghadang. 

Tapi kini aku sadar, perahu ini tidak membawa ku ke mana-mana, sejauh apapun ku mendayung. Lautan ini hanya akan membawaku ke tempat yang sama, pada kenangan yang sama.

Ku putuskan untuk ke pelabuhan, meninggalkan semua di sana. Melanjutkan hidup dengan kakiku sendiri. Mengukir sejarah kehidupanku sendiri, aku tidak mau menunggu lagi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ketika Semesta Berpihak Kepadamu